Rabu, 01 Juni 2016
denyut hati
Ada denyut sesak saat mendengar kabar mu sekarang, bahwa kau telah menemukan seseorang, dan bersamanya kalian saling mengikat dayang. Kau mengabariku untuk datang, berkunjung pada singgasana membuat kalian menjadi raja dan ratu semalam. Aku terdiam, seperti yang selalu kau lakukan dulu saat aku mengungkapkan rasa padamu. Bahwa sesungguhnya aku tidak terima atas segala bahagiamuKarena aku selalu yakin aku yang paling bisa membahagiakanmu.
Namun terlambat, padanya cintamu telah tertambat. Kau tak pernah memberikan kesempatan, menjadikanku teman cerita sudah cukup membuatmu nyaman.
sedetik saja sungguh aku ingin memilikinya, walau tak selamanya, paling tidak bisa mewarnai setiap cerita. Karena kini tentangmu hanyalah perih, dan penyesalan yang terucap lirihIsi kepalaku masih saja tentangmu, tetapi ketiadaanku di hatimu membuatnya pilu. Satu hal yang masih membuatku tersenyum adalah anugerah kehormatan yang kau berikan atas hancurnya segala perasaan. Namun tersenyum, hanya kamuflase kesedihan dari sakit yang begitu ranum. Ditemani kepulan penyesalan dari rokok yang aku bakar dengan kecemburuan, aku merayakan kepergianmu bersama air mata yang merintik bersamaan. Created by : Wira nagara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar